RSS

Dari Tas Yang Rusak, Aku Bisa Kuliahkan Anakku


Seputarsumsel.com, Palembang - Bekerjalah seakan-akan kau hidup selamanya, dan beribadahlah seakan-akan kau akan mati besok. Pepatah ini nusuk banget, ya guys. Kali ini, seputarsumsel.com kepingin ngangkat salah satu sosok inspiratif yang bersahaja, dimana di usia tuanya ia masih saja membanting tulang setiap hari. Bukan karena gelar sarjana dibelakang namanya, melainkan karena sosok ini mampu membuktikan kepada kita, bahwa semangat tak akan berkurang meski usia di dunia terus merenta.

Namanya Pak Sofyan, yang sudah berusia 75 tahun. Ia adalah satu dari dua orang yang saat ini masih mempertahankan profesi jasa servis tas, di kawasan Sekanak Jalan Temon Palembang. Kepada kami, ia banyak bercerita tentang pahit manisnya kehidupan, memperbaiki tas berbagai merk yang masih disayang pemiliknya.

Sofyan menceritakan, ia mulai belajar tentang servis tas sejak masih sekolah di bangku Sekolah Menengah Atas. “Iya, paginya sekolah, pulangnya langsung belajar menservis tas dari orang-orang zaman dulu,” ujarnya.

Sofyan tidak merinci siapa orang-orang zaman dulu yang ia maksud, namun ia masih mengingat banyak, di zaman itu servis tas masih menjadi profesi utama banyak orang.

“Seingat saya, saya sekolah itu sekitar tahun 1963. Zaman itu masih banyak sekali tukang servis tas, saya bisa belajar sama siapa saja,” paparnya.

Sebelum ia membuka jasa servis tas sendiri di tahun 1968, Sofyan sempat mencicip berbagai pekerjaan, seperti berjualan roti keliling dan sebagainya. “Mungkin takdir saya untuk berprofesi seperti ini, tahun 1968 saya baru buka jas servis tas sendiri, berbekal pengalaman belajar zaman sekolah,” ungkapnya.

Awalnya, ia membuka usaha di Jalan Kapten Cek Syech Palembang, bersama seorang teman. Namun, itu tidak bertahan lama, karena sesuatu dan lain hal. Barulah pada tahun 1989, ia memiliki rejeki untuk bisa membuka jasa servis di Jalan Temon Sekanak Palembang.

Pelanggan Dari WO Hingga Pekerja Seni Palembang

Selama hampir 50 tahun berprofesi sebagai jasa servis tas, Sofyan tak kenal lelah mengayunkan tangan diatas tas robek pelanggan, bergelut dengan benang dan jarum. Namun, diakuinya, dari sekian banyak orang yang berprofesi sama dengan dirinya, saat ini hanya tinggal dua orang saja yang masih bertahan. Mengapa?.

“Saya bertahan karena hanya pekerjaan ini yang saya bisa. Paling tidak, dari jasa ini saya bisa mengantongi duit halal buat anak istri,” ujar ayah 9 orang anak dan kakek 6 orang cucu ini.

Untuk satu buah tas dengan berbagai masalah seperti resleting yang rusak, robek kecil, hingga tali tas yang putus, ternyata Sofyan tidak mematok harga pasti. “Perbaikan tas paling cuma Rp 20 ribu sampe Rp 25 ribu saja, gak bisa kasih harga mahal karena bukan zaman dulu lagi,” ujar Sofyan pasrah.

Diungkapkannya, untuk tetap meneruskan profesi servis tas, tidak sama lagi seperti zaman dulu. Zaman dulu, ada puluhan penjaja jasa servis tas, bahkan terdapat banyak etnis Tionghoa yang juga belajar jasa seperti ini. Namun, perkembangan teknologi dan mudahnya fashion tas yang masuk ke Palembang, membuat jasa ini tak banyak lagi dilirik masyarakat.

“Tas sudah banyak yang dijual murah, bahkan ada yang seharga satu kali servis tas disini. Orang bakal mikir kalo mau servis, mending beli baru, kan. Tapi namanya hidup ya, Nak. Psang surut itu biasa. Yang penting tetap tekun saja, giat bekerja. Soal hasil, serahkan kepada Tuhan,” ujarnya.
Uniknya, pelanggan Sofyan banyak berasal dari kalangan pekerja seni di Kota Palembang. Karena selain membuka jasa servis tas, Sofyan juga menerima jasa pembuatan sepatu berbagai bentuk jenis. Sayang, Sofyan tidak mengingat nama-nama pekerja seni yang dimaksud.

“Kalo pembuatan sepatu, sesuai pesanan saja, bahannya bisa dari beludru dan kulit. Ada juga yang pesan sepatu buat penganten Palembang, biasanya yang pesan dari pelaminan (Wedding Organizer, red).”

Kisah sosok bersahaja ini mampu menginspirasi, karena dengan profesi sebagai jasa servis tas, ia mampu mengkuliahkan anak-anaknya, mengantarkan anak tercinta ke gerbang cita-cita yang mereka inginkan.

“Anak perempuan saya ada yang kuliah jurusan Tehnik Mesin di Universitas Sriwijaya,” ungkapnya bangga. Namun, ia tidak ingin merinci nama dan anak keberapa yang ia maksud. Baginya, cukuplah ia dan keluarga yang tahu, betapa berharganya tas rusak yang dititipkan orang kepadanya, karena dari tas itulah, rejeki halal ia peroleh untuk anak istri tercinta.
x


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar