RSS

Rejeki Penjaja Burung Pipit Di Tahun Baru Imlek

Seputarsumsel.com, Palembang - Selain bagi-bagi angpao, ternyata ada satu lagi tradisi yang dilakukan dalam menyambut tahun baru Imlek, yakni melepas burung pipit, termasuk di Kelenteng Tri Dharma Chandra Nadi atau Soei Goeat Kiong, dikawasan Jalan Perikanan 10 ulu Palembang.

Ternyata, setiap tahunnya ada puluhan pedagang yang menawarkan ribuan burung pipit kepada jemaat kelenteng.

Salah satu pedagang, Pak Rus (37) mengaku, ia sudah melakoni profesi penjual burung pipit sejak tahun 2000-an. Setiap tahun baru Imlek, ia dan puluhan penjual burung pipit lainnya memenuhi sisi kiri dan kanan gerbang kelenteng, menjajakan burung pipit kepada jemaat.

"Setiap tahun saya siapkan lebih dari 1500 ekor burung pipit, yang saya letakkan di dalam kandang kecil. Satu kandang biasanya berisi 10 ekor," papar Rus.

Satu buah burung dihargai mulai Rp 2.500 hingga Rp 3.000 saja. Namun, setiap jemaat yang membeli burung, jarang sekali membeli hanya 1 ekor.

"Biasanya mereka membeli 1 kandang atau 10 ekor. Bahkan pernah ada yang beli sampai 100 ekor untuk dilepas bersama keluarganya," ujar Rus kepada Seputarsumsel.com.

Rus dan pedagang lain ternyata memasok burung pipit dari daerah Jalur dan Lampung, dari 'penjaring' tahunan yang memang sudah biasa memasok untuk tahun baru Imlek.

Pelepasan burung pipit mengandung arti membuang sial. Ini dikatakan salah seorang jemaat yang membebaskan burung pipit yang baru saja dibelinya, Kevin (17).

"Kepercayaannya, melepas burung untuk membebaskan diri dari masalah yang membelenggu," kata Kevin.

Biasanya, pedagang burung pipit ini sudah memenuhi sisi kelenteng sejak pagi hari, hingga setelah Imlek keesokan harinya. Pelepasan burung pipit ini tidak melulu dilakukan pada tradisi Imlek, melainkan juga saat perayaan Cap Go Meh dan hari besar lainnya, atau sebagai kepercayaan untuk membuang masalah di kondisi-kondisi tertentu. (Nurul/17)

http://seputarsumsel.com/berburu-rejeki-dari-tradisi-pelepasan-burung-pipit-di-hari-imlek/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Imlek dan Lampion

Main2 ke kelenteng di malem Imlek, pengalamannya lumayanlah, ya. Tapi, banyak jemaat yg risih, mungkin karena hijab saya 😂

Awalnya cuma mau mantau dibagian depan doang. Ada yang sibuk ngidupin garu, ada yang sibuk beli kim chua, ada yang duduk di kursi tunggu, nungguin sanak keluarga yang secara bergilir sembahyang ke dalam kelenteng.

Tapi lama2 penasaran, dan akhirnya masuk juga. Emang sih, ditemenin juga, tapi saya satu2nya yg pake hijab 😂 selebihnya lakik. Pandangan orang langsung aneh. Saya juga gak tahan sebenernya, krn asep garu bikin mata pedes. Gak sampe 5 menit, langsung keluar lagi. Bengek.

Eniwey, in this place make a wonderful lampion. Sayang, kabar yg katanya mau ngadain lampion terbang, ternyata gak ada. Alhasil, jam 12 lewat pulang.

Ribuan Jemaat Penuhi Kelenteng Di Malam Imlek

Seputarsumsel.com, Palembang - Sebanyak 2.568 buah lampion memenuhi kelenteng Tri Dharma Chandra Nadi, atau Soei Goeat Kiong atau yang biasa dikenal dengan sebutan kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu Palembang. Lampion ini membuat suasana di malam imlek semakin mempesona, Jumat (27/1) malam. 

Ribuan umat Tionghoa berduyun-duyun datang ke kelenteng, guna berdoa di hadapan para dewa, dengan menggunakan media dupa. Selain dupa, ada pula media uang kertas atau yang disebut kim chua.

Berdasarkan pantauan Seputarsumsel.com, nih, para jemaat dengan tertib membakar dupa, baru kemudian masuk ke dalam kelenteng dan melakukan sembahyang kepada para dewa. Biasanya, mereka memulai dengan menyembah dewa langit atau Thien Kong.

Setelah berdoa, di luar kelenteng ada pagoda yang digunakan untuk membakar uang kertas. Ini adalah simbol bahwa jemaat memberikan persembahan uang kepada sang dewa.

Salah seorang jemaat, Tsu Rai Gie (60) mengatakan, ia berharap di tahun baru Imlek ini bisa menambah semangat dalam beribadah.

"Tahun baru, harusnya bisa berbuat baik lebih banyak lagi," ujarnya.

Sementara, penjual dupa dan kim chua di kelenteng Dewi Kwan Im yang tidak ingin disebutkan namanya, juga berkomentar terkait tahun ayam api di tahun baru Cina 2568 ini.

"Kalo dari fengshuinya, tahun ini harus bisa lebih giat lagi dalam bekerja, dalam berusaha. Harus sungguh-sungguh," katanya.

Di tempat lainnya seperti Vihara Dharmakirti, sama eksotisnya, loh. Ada api saka yang dihidupkan didalam vihara. Belum lagi susunan 10 persembahan kepada dewa yang memenuhi altar, membuat perayaan malam tahun baru imlek ini semakin khidmat. So, dimana kamu merayakan malam tahun baru Imlek?. Semoga penuh dengan nuansa baru, ya!. (Nurul/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Berburu hewan peliharaan di Pasar Burung

Meski dikenal dengan nama Pasar Burung, namun ternyata yang dijual disini gak hanya jenis burung, loh. Seputarsumsel.com berkesempatan mengelilingi kawasan pasar ini, untuk melaporkan kepada pembaca, apa saja yang ada didalamnya. Yuk, ikutan!

Sebenarnya, lebih enak berkeliling memanjakan mata ke pasar ini pada hari Minggu. Karena akan ada pasar tumpah hingga memakan badan jalan, di hari Minggu pagi. Berkeliling di pasar ini, kamu bakal nemuin banyak sekali hewan peliharaan yang bisa dibawa pulang, diantaranya ikan hias, hamster, kelinci, hingga tupai terbang.

Salah satu toko yang menyediakan hamster lucu, yakni toko di sudut pasar dekat lokasi penjualan ikan hias, milik Pak Ali (48). Dibeberkannya, masih banyak masyarakat yang memelihara dan hamster dirumahnya, terutama anak-anak.

“Hamster saya jual Rp 70 ribu sepasang, sedangkan kelinci mulai dari Rp 50 ribu per ekor. Untuk kandang hamster dan kelinci sendiri, mulai Rp 40 ribu sampe Rp 250 ribu,” ujar Pak Ali yang sudah berjualan di pasar burung ini sejak tahun 2000 silam.

Bicara soal burung, wah.. disini surganya. Ratusan jenis burung memenuhi kandang, yang dikelola oleh puluhan penjual. Salah satunya milik Mang Jul (60). Burung yang ia jual diantaranya berjenis burung dara dan burung kipas.

“Kalo burung dara, harganya Rp 60 ribu sepasang. Kalo burung kipas mencapai Rp 200 ribuan sepasang,” ujarnya.

Namun, Mang Jul menuturkan, di awal tahun ini peminat burung sepi pembeli. “Biasanya dalam sehari bisa laku lebih dari 10 ekor, sekarang paling banter 4 ekor,” ucapnya lesu.

Dari Jangkrik Hingga Kelelawar

Jenis burung hias juga banyak, loh guys. Sebut saja burung hias berjenis parkit, perling dan perkutut. Soal harga, dijamin sebanding sama keindahan burung itu sendiri.

Rata-rata, burung parkit dijual seharga Rp 250 ribu sepasang. Burung berjenis icak ijo dihargai cukup mahal, yakni Rp 250 ribu per ekor. Burung perkutut hanya dihargai Rp 25 ribu per ekornya, sedangkan burung perling seharga Rp 150 ribu per ekornya.

Makanan hewan juga gak perlu cari kemana-mana. Disini sudah tersedia semua makanan hewan, seperti makanan burung, hingga telok semut untuk makanan ikan, yang rata-rata dijual seharga Rp 20 ribu saja. Bahkan, ulat hongkong untuk makanan burung Murai juga dijual disini, yakni seharga Rp 20 ribu.

Dan disudut pasar dideretan penjual jangkrik, ada pula yang menyediakan kelelawar, yang diklaim bisa mengobati sakit asma. Harga untuk satu ekor kelelawar yakni Rp 450 ribu.

Mau memanjakan mata kesini? Angkutan umum pasar km 5, dan angkutan umum yang menuju Jembatan Ampera biasanya melewati pasar ini. Pasar ini sendiri terletak persis di simpang Masjid Lama Palembang. (Nurul/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Melirik bisnis kain kiloan si Abah yang menguntungkan

Mau bikin seragam buat nikahan kamu? Atau mau coba-coba bisnis hijab? Kalo iya, kamu gak perlu khawatir dengan mahalnya harga bahan pakaian. Kamu tinggal meluncur ke kawasan Pasar Perumnas, tepatnya di Jalan Kampar Raya. Disini terdapat satu-satunya toko yang menjual bahan pakaian segala jenis dengan harga kiloan, yakni toko Abah Tekstil.

Pak Mahdi (52) atau yang biasa disapa Abah, sudah 8 tahun berjualan bahan kain kiloan ini. Memasok kain dari kota Bandung, abah konsisten berjualan kain kiloan sejak tahun 2004 silam. Toko Abah sendiri tidak terlalu besar, namun kalo kamu berkunjung kesini, kamu gak bakal kecewa karena stok bahan toko Abah Tekstil sangat banyak.

Semua jenis kain ada disini, antara lain, bahan Jersey, Velvet, Satin, Spandek, Sifon, SW, Baloteli, Brukat, Tile, dan masih banyak lagi. Termasuk bahan kebaya yang modenya selalu up-to-date. Untuk motif dan warna kain, Abah Tekstil sangat memanjakan pelanggannya. Banyak sekali pilihan warna dan motif yang tentunya sesuai dengan keinginan pasar.

Menurut Abah, saat ini kain yang sangat laris adalah bahan Diamond. “Bahan diamond banyak diborong tukang jahit, karena nyaman dipake buat hijab,” jelas Abah. Meski demikian, bukan berarti bahan kain lain tidak dilirik para pelanggannya. Sebut saja bahan BSW yang identik dengan motif beragam, juga tak kalah laku.

Abah juga menjelaskan, meski dikenal dengan sentra kain kiloan, ada beberapa jenis bahan yang juga dijual per meter. “Seperti bahan diamond ini, memang dari pusat dijual per meter, sehingga kami juga menerapkan hal yang sama,” katanya.

Untuk harga per kilo, hanya seharga Rp 95 ribu hingga Rp 180 ribu. Harga ini termasuk murah, karena dalam satu kilogram kain bisa sampai 8-10 meter kain, tergantung berat kain yang diinginkan. “Sedangkan untuk yang per meter, biasa kami jual seharga Rp 12 ribu hingga Rp 28 ribu saja,” ucap Abah kepada Seputarsumsel.com.

Harga Nego, Pilih Sepuasnya

Di toko Abah Tekstil, kamu cuma harus punya kejelian mata. Kenapa? Karena kita bisa milih sendiri bahan kain yang diinginkan. Cukup dengan membuka alas kaki, dan kamu sudah boleh ‘bergerilya’ sepuas hati di toko Abah.

Setelah puas memilih, maka bahan pilihan kamu bisa langsung dibawa ke timbangan yang udah standby di sudut toko. Untuk yang dijual per meter, kakak-kakak ganteng yang bantuin si Abah udah siap dengan guntingnya. Kamu bisa request langsung tanpa antri.

Menurut Abah, rata-rata bahan kain habis hingga 30 kg per hari, dan kain meteran bisa terjual paling sedikit 20 meter per harinya. “Toko buka dari pukul 10 pagi hingga pukul 5 sore. Silahkan kalo yang pengen buat seragam kebaya, atau butuh bahan dalam jumlah banyak, saya kasih harga khusus,” ujar Abah yang tinggal di kawasan Kuto ini.

Kalo kamu berminat untuk melihat-lihat kain kiloan disini, bisa menjangkaunya dengan angkot Jurusan Pasar Perumnas dan berhenti di terminal. Dari sana bisa langsung menuju Jalan Kampar Raya, sekitar 500 meter sudah terlihat toko Abah Tekstil di pinggir jalan. (Nurul/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments2

Lampion 🎐


Jelang Imlek, main2 ke Kelenteng Dewi Kwan Im di 10 ulu. Ribuan Lampion udah memenuhi langit kelenteng. Tahun ini, dipasang 2800 lampion mulai sepanjang jalan masuk kelenteng, sampe arah laut (sungai Musi). Pekerjaan seperti ini, selalu bisa menghibur hati. Alhamdulillah. Allah kabulkan doa disaat aq merasa tak punya semangat..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Perpustakaan Terapung, cerdaskan masyarakat perairan Sungai Musi

Nikmatnya baca buku sambil menikmati riak Sungai Musi, ini bukan mimpi lagi. Percaya, gak Saat ini sudah ada Perpustakaan Terapung yang diberi nama “Sei Rawas ” yang sengaja dibuat dan didesain oleh satuan Dit Polair Polda Sumsel, yang pada hari ini baru saja dilaunching, Senin (23/1) di perairan Sungai Musi Pulau Kemaro Palembang.

Perpustakaan terapung menggunakan kapal polisi Sei Rawas dengan nomor Lambung V-3005, memiliki panjang sekitar 16 meter loh. Di dalamnya, ada ribuan buku mulai dari buku anak-anak, pengetahuan hingga buku-buku penunjang lainnya, yang diletakkan di rak buku di sisi kanan dan kiri dek kapal dan sementara pengunjung juga disediakan kursi lengkap dengan meja ditengah dek kapal.

Gak cuma buku, disini juga tersedia komputer dan fasilitas Wifi.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, adanya perpustakaan ini untuk diharapkan dapat membantu dalam mencerdaskan masyarakat, khususnya masyarakat perairan dan pesisir di kota Palembang.

“Kita berharap masyarakat bisa menimba ilmu dari buku disini, karena buku adalah jendela dunia,” ujar Agung.

Dit Polair gak sendirian, loh. Mereka bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palembang dalam menyediakan buku-buku berkualitas di perpustakaan terapung ini.

Jangan malu buat dateng, kalo pas perpustakaan terapung ini sedang bersandar di perairan dekat kamu, ya guys. Bisa baca buku sepuasnya, dan gak ada batasan usia. Mau bawa pulang? Boleh, dong. Disini bisa minjem buku maksimal 3 hari dengan gratis tis tis. Hehehe…

Mau nambah wawasan, sekaligus ‘ngapung’ di Sungai Musi? mending kamu datengin Perpustakaan Terapung ini. Dijamin beda sensasinya kalo cuma baca buku di darat. Selamat mencoba (Nurul/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Menilik Hidup Tukang Cukur Legendaris Bawah Ampera

Kalo kamu berkeliling ke kawasan bawah Jembatan Ampera, apa aja yang kamu liat? Jualan baju bekas atau BJ? Sepatu? Atau handphone anyar?. Hm.. kalo kamu bergeser sedikit ke kawasan parkiran motor dan mobil di sebelah pos Polisi Pamong Praja (Pol PP) bawah Jembatan Ampera, kamu bakal nemui tukang cukur legendaris, yang udah menghuni kawasan ini sejak bertahun-tahun lalu.

Dulu, kisaran tahun 1980-an, di kawasan bawah proyek ini terdapat puluhan penjual jasa, baik jasa menjahit atau permak pakaian, maupun jasa cukur rambut khusus laki-laki, yang juga diramein dengan banyak pedagang baju, hingga kebutuhan lainnya.

Seputarsumsel.com berhasil mewawancarai salah satu dari 3 orang tukang cukur yang masih bertahan di kawasan ini. Sebut saja Bapak Magholah (56), yang sengaja merantau bersama keluarga dari Desa Ngunang, Sekayu Muba, sejak tahun 2000 silam.

Dirinya mengaku menghidupi enam orang anaknya hanya mengandalkan penghasilan sebagai tukang cukur emperan. “Sejak dulu, cuma ini satu-satunya yang bisa ngidupin saya dan keluarga. Cuma ini yang saya bisa,” ujar bapak enam anak ini.

Jasa tukang cukur seperti dirinya dan teman-teman masih menjadi pilihan, terutama bagi para pedagang di kawasan Jembatan Ampera dan sekitarnya. “Pelanggan kami masih ada, walaupun gak sebanyak dulu lagi. Dulu juga kami sering diusir, tapi kami masih bisa balik lagi ke bawah Jembatan Ampera sana. Sekarang pemerintahnya udah semakin ketat, kami benar-benar tergusur dari lokasi kami semula. Ini yang buat pekerjaan kami semakin tergerus,” katanya sedih.

Ia pun menunjuk ke arah ‘panggung’ yang berada persis di bawah jembatan. Di kawasan inilah dahulu ia dan kawan-kawan seperjuangan mengais rejeki, yang berjumlah lebih dari 8 orang. Bermodal alat-alat sederhana, kaca petak berukuran hanya selebar kepala saja, Magholah dan kawan-kawan mencari rejeki halal setiap hari, hingga pukul 5 sore.

Sepenglihatan seputarsumsel.com, peralatan terbaru dari tukang cukur disini hanyalah alat cukur listrik. Sedangkan sisir, semprotan air, bahkan kaca yang mereka miliki terlihat sudah berusia tua. Bahkan, meja yang mereka gunakan terbuat dari kayu sederhana yang sudah miring kesana-kemari.

Dari harga jasa hanya Rp 5 ribu pada tahun 2000-an, saat ini cukur rambut per orang masih terbilang murah, yakni Rp 15 ribu saja. “Harga kami terjangkau untuk kalangan menengah bawah, pedagang, dan orang-orang yang masih membutuhkan jasa tukang cukur emperan seperti kami. Harga murah kayak gini pun, kadang kalo lagi bener-bener sepi, dalam sehari gak ada satupun yang datang,” ujarnya parau.

Namun, dirinya dan kawan-kawan masih bisa bersyukur, lantaran masih bisa menggelar ‘lapak’ dikawasan ini. “Kemaren-kemaren masih diusir, tapi sekarang udah gak lagi. Kami sedikit tenang, meskipun sekarang ini paling banyak cuma 10 orang yang datang dalem sehari,” katanya.

Ia pun menceritakan suasana di bawah Jembatan Ampera, pada tahun 2000-an. “Dulu lokasi ini kotor sekali. Tidak pernah dibenahi. Sampah berserakan. Selain itu, jadi lokasi prostitusi juga. Tapi dulu rejeki kami mengalir terus. Sekarang, walaupun kawasan ini udah indah dan bersih, tapi rejeki kami sudah jauh berkurang. Apalagi semenjak pasar baju bekas juga dipindah,” papar Magholah yang kini bertempat tinggal di kawasan Talang Kelapa Palembang.

Saat sedang berbincang, Pak Magholah kedatangan pelanggan setia, sebut saja Pak Beni (52). Pak Beni menuturkan, dirinya sudah berlangganan cukur rambut di Pak Magholah sejak 10 tahun lalu. “Cuma disini yang masih murah. Lagian, hasil cukurannya rapi. Saya sudah ‘setangan’ dengan dia (Pak Magholah, red),” ujarnya senang, yang langsung disambut tawa Pak Magholah.

Kini, Magholah dan dua tukang cukur lainnya hanya bisa mengais rejeki di lahan teras bangunan tua, yang hanya ramai oleh kendaraan roda dua dan empat yang diparkir dikawasan itu. Kawan-kawan yang dahulu masih ada, kini satu per satu sudah meninggal dunia karena usia tua. Kepada seputarsumsel.com, Magholah bergumam, ia dan kawan-kawan tetap ingin mengais rejeki dengan menjual jasa cukur rambut, sampai tutup usia. (Nurul/17)

http://seputarsumsel.com/menilik-hidup-tukang-cukur-legendaris-bawah-ampera/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Berwisata Religi Ke Kawah Tengkurep

Seputarsumsel.com-Palembang,
Dibalik megahnya dermaga peti kemas, ternyata ada satu kawasan wisata religi yang bisa kita kunjungi dikawasan ini, loh. Kawah tengkurep, yang lokasinya berada disamping dermaga peti kemas, yakni di kelurahan 3 Ilir kecamatan IT II Palembang. Saat masuk ke dalam kompleks, kita akan langsung disambut dengan pohon-pohon besar, menutupi cungkup megah yang menaungi makam didalamnya.

Tahu, gak, Kawah tengkurep merupakan kompleks pemakaman keluarga Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikramo. Menurut catatan sejarah, kompleks ini dibangun pada tahun 1728, diatas tanah hibah sultan sendiri, sebagai kompleks pemakaman keluarga dan para punggawa kesultanan Palembang Darussalam. Nama kawah tengkurep sendiri berasal dari bentuk cungkup atau kubah yang menyerupai kawah yang ditengkurapkan, atau tengkurep dalam bahasa Palembang.

Dalam kompleks ini, terdapat empat cungkup atau kubah, dimana makam Sultan Mahmud Badaruddin I berada di cungkup atau kubah utama. Di kubah utama ini, terdapat makam Sultan Mahmud Badaruddin I dan keempat istrinya yakni Ratu Sepuh (istri pertama dari Jawa Tengah), Ratu Gading (istri kedua dari Kelantan, Malaysia), Mas Ayu Ratu (istri ketiga dari China, bernama asli Liem Ban Nio), dan Nyimas Naimah (istri keempat dari Palembang). Selain keempat istrinya, terdapat juga makam guru spiritual dan penasehat sultan, yakni Imam Sayyid Idrus Al-Idrus dari Yaman Selatan.

Sedangkan di tiga cungkup atau kubah lainnya, terdapat makam para sultan-sultan di Kota Palembang, putra-putri sultan dan kakek dari Sultan Mahmud Badaruddin I. Makam Sultan Mahmud Badaruddin I berdampingan dengan kelima makam lain. Namun, ada perbedaan bentuk ukiran nisan diantara makam tersebut, yakni hanya makam sultan yang memiliki ukiran sabuk, sebagai tanda kesultanan.

Nisan Tanpa Nama

Seputarsumsel.com berkesempatan untuk masuk ke dalam kompleks pemakaman Kawah Tengkurep ini. Sebelum mencapai kompleks utama, terdapat ratusan makam yang ada di kanan-kiri jalan setapak. Yang menarik perhatian, banyak sekali nisan tanpa nama disini. Bahkan, banyak makam yang hanya ditandai dengan nisan kepala dan kaki berbentuk lonjong, dan di cat warna hijau sebagai penanda. Menurut penjaga makam, “Pak Husni, sejak dulu makam-makam tersebut memang sudah tanpa nama, sehingga tidak diketahui asal-usulnya. Namun ada pula yang disertai nama, namun dengan tulisan arab gundul,” ucapnya.

Selain nisan tanpa nama, ternyata disini juga banyak nisan kayu pada makam yang sudah termakan usia. Ini terlihat dari kondisi nisan yang sudah dimakan rayap, namun masih kokoh berdiri diatas kuburan tuannya.

Setelah melewati jalan setapak, kita akan sampai di gerbang masuk kompleks utama Kawah Tengkurep. Masuk kesini harus melepas alas kaki, ya guys, karena kebersihan kompleks utama sangat dijaga. Cungkup utama tempat makam sultan berada di sebelah kanan gapura. Namun, kita masih harus melewati puluhan kuburan para panglima sultan. Lagi-lagi, makam-makam tersebut tanpa nama.

Lalu kubah utama dikelilingi tembok setebal 1,3 meter, dengan tinggi gerbang lebih dari 3 meter. Jika ada peziarah yang datang, penjaga makam akan langsung membuka gerbang. Selain itu, jika ingin berziarah ke makam-makam di cungkup lainnya, penjaga makam, Pak Husni akan dengan sigap menemani peziarah berkeliling kompleks.

“Saya ditugaskan menjaga Kawah Tengkurep ini dari kakek saya turun-temurun. Setiap hari, kompleks ini tak pernah sepi dari peziarah. Bahkan, ada yang datang dari pulau Jawa, dan Malaysia,” kata Pak Husni. Benar saja, saat seputarsumsel.com masih berbincang dengan Pak Husni, ada rombongan peziarah yang sengaja datang dari Banten. “Iya, mau ziarah ke sultan, insyaAllah,” jawabnya ketika kami menanyakan asal mereka.

Yasin dan Al-Quran Disediakan Untuk Peziarah

Ziarah ke kompleks pemakaman ini tidak terlalu banyak aturan. Setelah melepas alas kaki dari gerbang masuk kompleks utama, kita bisa langsung menuju makam Sultan Mahmud Badaruddin I di kubah utama. Di dalamnya, sudah disediakan buku yasin, dan Al-Quran bagi peziarah yang ingin membaca. Didepan makam disediakan karpet, sehingga peziarah nyaman jika ingin berdoa dan sebagainya.

Terkadang ada peziarah yang membawa air untuk disiram di makam nisan. Banyak pula yang membawa bunga-bungaan. Kompleks ini sudah dibuka sejak pukul 8 pagi. Bahkan, ada pula peziarah yang memutuskan untuk bermalam, dengan tujuan-tujuan tertentu.

“Pada dasarnya kami tidak melarang. Asalkan tujuannya sudah jelas, dan memang peziarah tersebut yakin, kami persilahkan, meski tetap dengan pengawasan kami selaku penjaga makam,” jelas Pak Husni.

Tetap berhati-hati setelah melewati gerbang masuk, jalan setapak disini sangat licin karena lumut Sebaiknya, jika ingin kesini, peziarah perempuan hendaknya menutup aurat, ya guys. Meski bukan syarat wajib, tapi gak ada salahnya menghormati ahli kubur. Selain itu, bersikap dan bertingkah lakulah yang baik selama berada di kompleks Kawah Tengkurep ini.

Kawah tengkurep membuktikan adanya sejarah kesultanan sejak berabad-abad lalu. Gak ada salahnya berwisata religi kesini, sebagai pengetahuan sejarah masa lampau yang masih dijaga hingga kini. (Nurul/17)

http://seputarsumsel.com/berwisata-religi-ke-kawah-tengkurep/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Wah, Di Palembang Ada Posyandu Yang Bisa Dibayar Dengan Sampah

Seputarsumsel.com, Palembang - Pos pelayanan terpadu atau yang disingkat Posyandu, merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Saat ini, di kota Palembang sendiri terdapat lebih dari 1000 posyandu yang masih aktif. Bicara soal posyandu, ada yang menarik, nih, yakni posyandu yang dibayar pake sampah di Kota Palembang. Posyandu apa, sih yang dimaksud?.

Adalah Posyandu Lansia Junjung Biru yang berlokasi di Jalan Demak Kertapati Palembang. Posyandu yang sudah tiga tahun berdiri ini setiap bulannya dikunjungi puluhan lansia, yang datang membawa sampahnya masing-masing.

Ide ini terbilang unik. Betapa tidak, para lansia yang datang ke posyandu tersebut, membawa kantong berbagai ukuran yang berisi sampah.

"Kami tidak mengkhususkan berat sampah yang dibawa, yang penting sampah plastik atau non organik," kata salah satu petugas posyandu junjung biru, Syafitri. 

Ia juga menuturkan, terapan membawa sampah setiap kali ke posyandu, untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

"Selain itu, membayar dengan sampah tentunya meringankan beban masyarakat terutama para lansia," papar Syafitri.

Praktis, setiap bulannya posyandu ini ramai dikunjungi para lansia yang ingin memeriksakan kesehatannya. Salah satu lansia yang dibincangi Seputarsumsel.com, Nyimas mengatakan, ia rutin memeriksakan kesehatannya, karena posyandu ini dekat dengan rumahnya.

"Lagian kesini juga gak bayar, cuma disuruh bawa sampah," katanya.

Selain pelayanan kesehatan, para lansia di posyandu ini juga diberikan penyuluhan kesehatan gratis dan senam sehat bersama, agar para lansia tetap bugar. Ide membayar dengan sampah seperti ini patut kita apresiasi, ya guys. Selain lingkungan jadi bersih, meringankan beban dengan menyediakan kesehatan gratis juga sangat membantu masyarakat. Ada yang mau meniru?.(Nurul/17)

http://seputarsumsel.com/posyandu-lansia-yang-bisa-dibayar-pakai-sampah/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Warung Pindang Terapung Mbok Sri, Sensasi Makan Pindang Ditemani Riak Sungai Musi

Seputarsumsel.com, Palembang - Penggemar pindang, pasti tahu warung pindang yang satu ini. Apalagi kalo bukan Warung Pindang Mbok Sri. Tapi jangan cari warung ini didarat, ya. Karena Warung Pindang Mbok Sri merupakan warung terapung yang berlokasi di seputaran dermaga bus air bawah jembatan Ampera Palembang.

Dahulu, sekitar tahun 80-an, Mbok Sri kecil sudah ikut sang ibunda membuka lapak warung pindang, tepat di bawah Jembatan Ampera. Mbok Sri kecil yang memang menyukai masakan khas Palembang itu, sangat gemar membantu sang ibunda di warung, sehingga dirinya paham bagaimana mengelola warung pindang yang dirintis sang ibu.

Dan ditahun 1990-an, setelah menikah dan memiliki seorang anak, Mbok Sri langsung mengelola warung pindang ibunya, yang terus berjalan hingga kini.

Kepada Seputarsumsel.com, Mbok Sri banyak bercerita tentang kehidupan sebagai penjual nasi pindang yang sudah puluhan tahun berjualan di kawasan Jembatan Ampera ini.

"Dulu jualannya dibawah jembatan, tempat orang jualan BJ dulu. Tapi sekitar tahun 2006, pemerintah sudah melarang berjualan di kawasan ini, sehingga saya dan para penjual lainnya sekarang udah berpencar ke berbagai tempat. Ada yang di pasar 26 ilir, ada yang di pasar induk Jakabaring," ceritanya.

Dirinya juga mengungkapkan alasan mengapa tetap memilih berjualan di kawasan Jembatan Ampera.

"Dari dulu, kami mencari rejeki disini, jadi saya berat untuk berpindah tempat. Akhirnya setelah digusur, saya beli kapal sendiri, dan mulai berjualan pindang di kapal," paparnya.

Sambal Embem Khas Mbok Sri

Dahulu, harga seporsi pindang hanya Rp 2000. Namun saat ini, harga per porsi sudah dibanderol Rp 20 ribu per porsi, sudah termasuk nasi, lalap, dan sambal.

Untuk pilihan sambal, warung Pindang Mbok Sri punya 2 jenis sambal, yakni sambal embem untuk lauk pindang patin, pindang gabus, dan pindang tulang, sedangkan sambal jeruk untuk pilihan menu ikan dan ayam bakar.

Jangan kira porsi nasi disini hanya sekedar porsi ceplok, istilah untuk seporsi nasi yang dibentuk dari mangkok ukuran kecil. Disini, nasi yang dihidangkan sebanyak wadah nasi ukuran sedang. Wow, benar-benar memanjakan perut, ya. Belum lagi citarasa pindang dipadu dengan sambal embem. Hmm.. rugi banget kalo gak dicoba!.

Harga untuk pindang patin dan gabus hanya Rp 20 ribu, sama seperti seporsi ikan dan ayam bakar. Sedangkan untuk menu pindang tulang hanya dibanderol Rp 30 ribu saja.

Dalam sehari, Mbok Sri mampu menghabiskan sekarung beras, lebih dari 10 kg ikan patin dan gabus, serta puluhan kg tulang sapi, untuk menyiapkan lebih dari 100 porsi pindang di warungnya.

"Warungnya dibuka mulai pukul 8 pagi. Kadang belum sampai jam 6 sore, udah habis. Alhamdulillah," kata Mbok Sri senang.

Guys, jangan bilang kalo kamu orang Palembang, kalo belom ngerasain makan pindang ditemani riak Sungai Musi disini. Di sepanjang dermaga bus air, setidaknya ada 5 buah warung pindang terapung, termasuk warung pindang terapung Mbok Sri yang siap memanjakan lidah kamu. Berani coba?. (Nurul/17)

Foto : Moehammad Tohir
http://seputarsumsel.com/mencicipi-kelezatan-warung-pindang-terapung-mbok-sri/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Syamsurizal, Puluhan Tahun Jadi Tukang Foto Pulau Kemaro

Seputarsumsel.com, Palembang - Siapa yang gak kenal keindahan Pulau Kemaro?. Pulau Kemaro sudah menjadi daya tarik wisata warga Palembang dan wisatawan luar. Selain adanya perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan disini, Pulau Kemaro memang sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Palembang, karena hanya berjarak 6 km dari Jembatan Ampera.

Pastinya kalian sudah tahu megahnya pagoda berlantai 9 di pulau ini, ya guys. Pagoda yang selesai dibangun pada 2006 lalu inilah yang paling sering menjadi objek foto, disamping Klenteng Soei Goeat Kiong atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im yang lebih dulu dibangun pada tahun 1962. 

Wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, pasti tidak akan melewatkan momen berfoto dengan background pagoda ini. Selain bisa berfoto menggunakan smartphone kita sendiri, ternyata disinj juga ada juru fotony, loh.

Seputarsumsel.com berkesempatan membincangi salah satu juru foto yang memang 'mangkal' tepat di depan pagoda, yakni Pak Syamsurizal.

Lelaki paruh baya berusia 72 tahun ini, sudah melakoni profesi sebagai juru foto sejak tahun 1978 silam. Tentu saja, ia sudah memegang kamera sejak masa kamera analog yang menggunakan roll film masih berjaya.

"Dulu, saya mangkal di kawasan Jembatan Ampera. Masa-masa dulu masih banyak sekali yang memakai jasa saya," ucapnya mengenang masa lampau.

Turunkan Harga Karena Majunya Teknologi

Namun, perubahan zaman memaksanya untuk tak lagi bisa bertahan di kawasan Jembatan Ampera. Sejak bawah Jembatan Ampera mulai diperindah, dan para penjual tak bisa lagi membuka lapak dilokasi ini, perlahan jasa Pak Rizal kian tenggelam.

"Apalagi saat ini Benteng Kuto Besak juga sudah 'kosong', apalagi yang bisa saya lakukan disana," paparnya.

Selain lokasi, teknologi yang semakin maju, juga membuat jasa juru foto juga kian terpuruk.

"Sekarang ini, kan, tiap orang sudah punya hp dengan kamera yang bagus. Sulit kalau saya masih bertahan disana," ungkapnya parau.

Alhasil, saat pembangunan pagoda sudah selesai pada tahun 2006, Pak Rizal langsung mengambil langkah dengan berpindah lokasi ke Pulau Kemaro ini. Meskipun dia tahu, ongkos ke pulau ini tidaklah murah, toh tetap saja ia tak punya banyak pilihan.

Setidaknya, setiap hari ia bisa menghabiskan ongkos lebih dari Rp 30 ribu. Bayangkan saja, ongkos pulang-pergi menggunakan perahu ketek dari dan ke Pulau Kemaro Rp 20 ribu, belum lagi ongkos dari rumahnya ke dermaga intirub, dan makan selama di pulau.

Saat ini, jasa foto langsung cetak miliknya hanya dihargai Rp 10 ribu per satu kali foto. Harga ini ternyata lebih murah dari tarifnya di tahun-tahun sebelumnya.

"Tarif mahal gak dipake orang, karena wisatawan sudah punya kamera sendiri. Jadi saya dan teman-teman yang setiap hari disini mengubah harga, supaya gak kehilangan mata pencaharian," ujarnya.

Bapak delapan anak yang kini tinggal di Boom Baru ini berharap, jasa foto seperti dirinya masih bisa menghasilkan rupiah, meski tak lagi seperti dulu.

"Kalo lagi sepi, kadang gak sampe sepuluh orang yang mau difoto. Tapi kalo ada acara keagamaan terutama Imlek dan Cap Go Meh, rejeki ada saja. Pernah sampai 200 foto bisa saya jual," tuturnya.

Kini, di usia senja, Pak Rizal masih menggantungkan kamera DSLR di lehernya, ditemani print photo ukuran mini yang selalu ia bawa ke Pulau Kemaro. Baginya, pulau ini bukan sekedar pulau wisata, tetapi juga menjadi pulau rejeki bagi ia dan keluarganya. (Nurul/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Come back

Banyak yg nanya, ehh lu ngapain kok balik lagi. Kok lu gabung lagi di media. Ehh kok skrg di media online yg baru nongol. Ehh kok ini.. Ehh kok itu.. Duhh banyak bener yg kepo..

Eniwey, aq memang balik lg ke dunia yg sempet ditinggalin setahun lamanya. Iya, sejujurnya kukatakan bahwa menulis selalu bisa menghiburku. Menulis bisa membuatku merasa lebih hidup.

Satu tahun lamanya kulalui dg melupakan hobiku. Satu tahun lamanya aku berkecimpung dalam dunia baru. Aku sibukkan diri dg bisnis dan bisnis. Jual ini itu. Urus ini itu.

Ahh.. Tapi ternyata aku selalu rindu tarian jari diatas keyboard. Aku selalu rindu nulis. Sempet beberapa kali bikin cerpen, tapi krn ide selalu mentok, cerpen2 pada gantung. Bosan melanda.

Di titik ini, aq selalu berdoa, minta dikasih posisi terbaik. Pinginnya dikasih kegiatan yg tetep dg hobiku. Dan diakhir tahun Allah kabulin.

Disini aku gak harus keluar rumah tiap hari. Gak harus ngilangin waktu dr pagi ke malem. Dan semua kebaikan2 lain yg Allah kasih. Alhamdulillah.

Walopun kadang memang tetep nguras waktu didepan laptop, tapi aq yakin amanah ini bisa kujaga dg baik. Sangat bersyukur ada di posisi ini. Bukan soal nominal uang, tapi lebih daripada itu. Aq sangat sangat bersyukur.

Big thanks to Allah, ay tras eperiting gona bi olrait. Ay tras eperiting gona bi oke.

Dan teruntuk kamu, semoga Allah segera mempertemukan kita ya.. Aq yakin doa2 akan diijabah olehNya satu per satu. Dan cukuplah aq dikenal sbg kuli tinta. Jika kau berkenan, terima aq sbg kuli tinta, bukan pebisnis, wirausaha, atau apalah embel2 yg bukan milikku seutuhnya 😊

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0