RSS

Menilik Hidup Tukang Cukur Legendaris Bawah Ampera

Kalo kamu berkeliling ke kawasan bawah Jembatan Ampera, apa aja yang kamu liat? Jualan baju bekas atau BJ? Sepatu? Atau handphone anyar?. Hm.. kalo kamu bergeser sedikit ke kawasan parkiran motor dan mobil di sebelah pos Polisi Pamong Praja (Pol PP) bawah Jembatan Ampera, kamu bakal nemui tukang cukur legendaris, yang udah menghuni kawasan ini sejak bertahun-tahun lalu.

Dulu, kisaran tahun 1980-an, di kawasan bawah proyek ini terdapat puluhan penjual jasa, baik jasa menjahit atau permak pakaian, maupun jasa cukur rambut khusus laki-laki, yang juga diramein dengan banyak pedagang baju, hingga kebutuhan lainnya.

Seputarsumsel.com berhasil mewawancarai salah satu dari 3 orang tukang cukur yang masih bertahan di kawasan ini. Sebut saja Bapak Magholah (56), yang sengaja merantau bersama keluarga dari Desa Ngunang, Sekayu Muba, sejak tahun 2000 silam.

Dirinya mengaku menghidupi enam orang anaknya hanya mengandalkan penghasilan sebagai tukang cukur emperan. “Sejak dulu, cuma ini satu-satunya yang bisa ngidupin saya dan keluarga. Cuma ini yang saya bisa,” ujar bapak enam anak ini.

Jasa tukang cukur seperti dirinya dan teman-teman masih menjadi pilihan, terutama bagi para pedagang di kawasan Jembatan Ampera dan sekitarnya. “Pelanggan kami masih ada, walaupun gak sebanyak dulu lagi. Dulu juga kami sering diusir, tapi kami masih bisa balik lagi ke bawah Jembatan Ampera sana. Sekarang pemerintahnya udah semakin ketat, kami benar-benar tergusur dari lokasi kami semula. Ini yang buat pekerjaan kami semakin tergerus,” katanya sedih.

Ia pun menunjuk ke arah ‘panggung’ yang berada persis di bawah jembatan. Di kawasan inilah dahulu ia dan kawan-kawan seperjuangan mengais rejeki, yang berjumlah lebih dari 8 orang. Bermodal alat-alat sederhana, kaca petak berukuran hanya selebar kepala saja, Magholah dan kawan-kawan mencari rejeki halal setiap hari, hingga pukul 5 sore.

Sepenglihatan seputarsumsel.com, peralatan terbaru dari tukang cukur disini hanyalah alat cukur listrik. Sedangkan sisir, semprotan air, bahkan kaca yang mereka miliki terlihat sudah berusia tua. Bahkan, meja yang mereka gunakan terbuat dari kayu sederhana yang sudah miring kesana-kemari.

Dari harga jasa hanya Rp 5 ribu pada tahun 2000-an, saat ini cukur rambut per orang masih terbilang murah, yakni Rp 15 ribu saja. “Harga kami terjangkau untuk kalangan menengah bawah, pedagang, dan orang-orang yang masih membutuhkan jasa tukang cukur emperan seperti kami. Harga murah kayak gini pun, kadang kalo lagi bener-bener sepi, dalam sehari gak ada satupun yang datang,” ujarnya parau.

Namun, dirinya dan kawan-kawan masih bisa bersyukur, lantaran masih bisa menggelar ‘lapak’ dikawasan ini. “Kemaren-kemaren masih diusir, tapi sekarang udah gak lagi. Kami sedikit tenang, meskipun sekarang ini paling banyak cuma 10 orang yang datang dalem sehari,” katanya.

Ia pun menceritakan suasana di bawah Jembatan Ampera, pada tahun 2000-an. “Dulu lokasi ini kotor sekali. Tidak pernah dibenahi. Sampah berserakan. Selain itu, jadi lokasi prostitusi juga. Tapi dulu rejeki kami mengalir terus. Sekarang, walaupun kawasan ini udah indah dan bersih, tapi rejeki kami sudah jauh berkurang. Apalagi semenjak pasar baju bekas juga dipindah,” papar Magholah yang kini bertempat tinggal di kawasan Talang Kelapa Palembang.

Saat sedang berbincang, Pak Magholah kedatangan pelanggan setia, sebut saja Pak Beni (52). Pak Beni menuturkan, dirinya sudah berlangganan cukur rambut di Pak Magholah sejak 10 tahun lalu. “Cuma disini yang masih murah. Lagian, hasil cukurannya rapi. Saya sudah ‘setangan’ dengan dia (Pak Magholah, red),” ujarnya senang, yang langsung disambut tawa Pak Magholah.

Kini, Magholah dan dua tukang cukur lainnya hanya bisa mengais rejeki di lahan teras bangunan tua, yang hanya ramai oleh kendaraan roda dua dan empat yang diparkir dikawasan itu. Kawan-kawan yang dahulu masih ada, kini satu per satu sudah meninggal dunia karena usia tua. Kepada seputarsumsel.com, Magholah bergumam, ia dan kawan-kawan tetap ingin mengais rejeki dengan menjual jasa cukur rambut, sampai tutup usia. (Nurul/17)

http://seputarsumsel.com/menilik-hidup-tukang-cukur-legendaris-bawah-ampera/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar