RSS

Sosok Dibalik Indahnya Kasur Lihab

Di usia yang tak lagi muda, tangannya pun nampak masih terlihat cekatan mengayunkan jarum dan benang, menjahit pinggir kasur lihab yang terbentang dihadapannya. Sesekali jarum ia letakkan sebentar, untuk kemudian mengambil kayu bantu untuk memasukkan kapuk ke dalam kasur lihab dan kembali menjahitnya.

Sesekali juga ia pun membenahi masker yang menutupi hidung dan mulutnya, agar kapuk yang beterbangan tidak merusak paru-parunya. Dan jika merasa pegal, ia berpindah tempat duduk, mendekati pintu kecil di sudut ruangan tersebut agar mendapatkan cahaya lebih untuk menjahit.

Kolong rumah panggung tempat mereka bekerja penuh dengan kapuk, bukan hanya yang ditumpuk, tetapi juga kapuk yang beterbangan kesana-kemari. Dan jika ingin berdiri, mereka harus berhati-hati karena rendahnya atap kolong yang menjadi bernaungnya kerja mereka disana. Di sisi atap, terpasang juga seutas tali yang digunakan untuk menggantung kasur lihab, jika belum selesai dikerjakan.

Rutinitas seperti inilah yang dilakoni Rodiah (50) sejak tahun 1986 silam, di bawah rumah panggung di kawasan 27 ilir Palembang. Ya, Rodiah merupakan salah satu pengrajin kasur lihab.

Meski kini kasur kapuk sudah tergantikan dengan springbed, namun nyatanya kasur lihab sendiri masih bertahan hingga kini. Menurut rodiah, dalam sehari ia masih bisa mengerjakan hingga 10 buah kasur lihab.

“Sesuai sama kemampuan saja, Nak. Lagian, kadang permintaan dari toko juga cuma segitu jumlahnya sehari. Yang penting ada yang dikerjakan saja,” ucapnya pasrah.

Rodiah bertugas menjahit pinggir kasur lihab saja, sementara tugas memasukkan kapuk ke bagian dalam kasur biasanya dilakukan oleh laki-laki. Selain kasur lihab, tukang randu juga membuat sajadah lihab yang hingga kini juga masih menjadi pilihan masyarakat kota Palembang.

Salah seorang pengrajin kasur lihab lainnya, Marini (63), juga menuturkan, hidup sebagai pengrajin kasur lihab di masa sekarang. “Kalau dulu, kasur kapuk untuk tidur masih berjaya. Tapi sekarang kasur kapuk sudah jarang. Kasur lihab juga tidak selaris dulu,” ungkap ibu tiga anak ini.

Upah yang Marini terima hanya berkisar Rp 200 ribu per minggu, karena ia hanya sanggup mengerjakan 3 sampai 4 kasur lihab saja, dengan jam kerja mulai pukul 9 hingga pukul 5 sore. Kini, hanya tinggal beberapa orang pengrajin kasur lihab yang masih bertahan, dari puluhan pengrajin yang dulu ada. Mereka tetap bersemangat mengayunkan tangan menjahit kasur lihab tanpa kenal lelah. Banyak pengrajin yang sudah meninggalkan profesi mereka karena permintaan kasur lihab tidak sebanyak dahulu.

Hasil kerajinan mereka, untuk memenuhi permintaan toko-toko penjual kasur lihab yang ada di sentral Kasur Lihab Jalan Mujahidin 26 Ilir Palembang. Kasur lihab sendiri biasanya digunakan untuk di ruang keluarga, atau biasa juga digunakan di ruang bermain anak dan ruang santai lainnya.

Variasikan Bahan Kasur Lihab

Dari Rodiah dan Marini, mereka banyak bercerita tentang kejayaan kasur lihab, hingga kini. Termasuk berbagai inovasi yang dilakukan penjual, agar kasur lihab tetap bertahan dari masa ke masa.

Jika dahulu kasur lihab umumnya berbahan dasar parasut, tetapi kini sudah banyak modifikasi dan variasi kasur lihab. Sebelumnya, kasur lihab identik dengan bahan parasut, desain bahan polos dipinggir, dan motif ditengah kasur.

“Kalau sekarang, sudah banyak pilihan bahan yang diinginkan, seperti bahan katun, saten, sutra dan pelangi,” kata Marini, sambil tetap mengayunkan jarum dan benang.

Selain jenis bahan, kasur lihab juga dimodifikasi bukan hanya sebatas kasur, melainkan dibuat pula dalam bentuk sajadah dan dudukan nganten untuk pelaminan.

“Kasur ada banyak pilihan ukuran, nomor 1, nomor 2 dan nomor 3. Lalu ada kasur bayi dengan pilihan bahan lembut, sesuai keinginan pembeli. Ada juga sajadah yang eksklusif, dibuat dari pilihan bahan katun dan songket, yang biasanya orang toko jual sampe 300ribuan,” papar Marini.

Harga Kasur Lihab Masih Tinggi

Diketahui, kapuk pengisi kasur lihab masih berkisar Rp 30 ribu per kilonya. Wajar jika harga kasur lihab sendiri masih terkategori tinggi oleh sebagian masyarakat. Untuk kasur lihab parasut ukuran nomor 1 (180×200 cm) berkisar antara Rp 375 ribu, ukuran nomor 2 (160×200 cm) berkisar antara Rp 350 ribu, ukuran nomor 3 (140×200 cm) berkisar Rp 300 ribu. Sementara, kasur lihab dibanderol mulai Rp 700 ribu, dan sajadah saten mulai Rp 190 ribu.

Ada keinginan untuk membeli kasur lihab? Langsung saja melipir ke kawasan Pasar 26 Ilir. Disini terdapat toko-toko penjual kasur lihab terbaik dari hasil tangan-tangan terampil pengrajin yang sudah puluhan tahun menggeluti profesi tersebut. (RL/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar