RSS

Mendayung Rejeki Dari Sungai Ke Sungai

Mengayuh dayung perahu kesana kemari, mencoba mengais rejeki menjajakan berbagai penganan dan minuman ringan berjejer diatas sampan kecil miliknya kepada siapa saja yang ia temui di pinggir sungai menjadi bagian keseharian yang harus mereka lalui demi menopang perekonomian keluarga di rumah.

Solma (50) sudah dua tahun belakangan tak kenal lelah berjualan jajanan terapung, terlebih jika ada perhelatan acara bidar mini yang hampir setiap minggu digelar di berbagai sudut sungai yang mengitari Kelurahan Karya Jaya Kertapati Palembang. Ia sama seperti penjual makanan terapung lainnya, membuat sendiri penganan seperti pempek, gorengan, hingga manisan kedondong, untuk dijual. Sejak pagi hari, ia mempersiapkan penganan, lengkap dengan berbagai jenis minuman yang ia susun rapi di atas sampan tua nya.

Biasanya, lomba bidar mini diadakan sedari siang hingga sore hari. Disaat itu pula ia bisa mengais rupiah, terutama dari para penonton bidar mini yang selalu antusias tiap minggunya disana. “Lumayan, Nak. Kalau ada acara seperti itu, saya bisa dapet Rp 100 ribu,” katanya.

Meski ada sekitar 50-an warga yang juga berprofesi sama seperti dirinya, namun Solma tak gentar, karena ia yakin rejekinya sudah diatur Yang Maha Kuasa. Selain pempek dan gorengan, terkadang ia juga membuat penganan lain seperti klepon, keripik dan ketan.

Solma bukan penjual makanan terapung sejati. Ia juga membuka warung sayur di rumahnya, di RT 22 Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati Palembang. Setiap 3 kali seminggu, ia membeli berbagai sayur mayur dan kebutuhan berjualan di pasar Kertapati.

Namun, seringkali sayur yang ia jual tak habis, dan merugi. Betapa tidak, untuk membeli sayur di pasar, ia harus merogoh kocek hingga Rp 20 ribu per hari. Belum lagi jika meminta bantuan tukang pengangkut barang dan menyewa perahu ketek untuk bisa sampai ke rumah.

“Jika memungkinkan, saya jual sayur terapung keliling 3x seminggu, tapi jika tidak saya jualan dirumah saja, sembari mengurus rumah,” ujar ibu tiga anak ini.

Meski penghasilan satu hari hanya berkisar puluhan ribu saja, toh Solma tak pernah mengeluh. Ia tetap mencari rejeki lain dengan mengurus lahan pertanian orang lain. Ya, sehari-hari ia dan suami juga turut bertani, mengais rejeki dari padi yang menguning setahun sekali. “Kalau sekarang, kami semua sedang gagal panen. Tapi tidak boleh putus asa, kalau gagal ya coba lagi,” tuturnya.

Sembari menunggu acara bidar mini yang biasanya diadakan seminggu sekali, ia berjualan sayur dan gorengan dirumahnya, demi tetap menyambung hidup.

Angin Segar Di Pasar Terapung Sekanak

Pemerintah Kota Palembang mengujicoba Pasar Terapung Sekanak, dengan mengundang para penjual makanan terapung dari Kelurahan Karya Jaya. Ini menjadi angin segar bagi pendapatan warga, apalagi bagi Solma.

“Iya, tapi saya mau lihat dahulu bagaimana perkembangannya. Karena lokasi ini jauh dari rumah, jika tidak dibantu dengan perahu ketek, jauh sekali untuk menjangkau kesini,” tuturnya.

Solma mengungkapkan, selagi dirinya masih sanggup mendayung, ia akan terus mengais rejeki dari sungai ke sungai. Dari profesinya, ia dan suami mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga ke tingkat sekolah menengah atas.

“Anak pertama sudah lulus SMA, anak kedua lulus SMA dan sudah menikah juga, anak ketiga masih sekolah SMP kelas 1. Kami antarkan anak menuntut ilmu semampu kami,” tuturnya. (RuL/17)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar